Passion of A Dancer , Nani Topeng Losari



Bagaimana menggambarkan penari yang memesona, dalam 3 kata ? Jawaban saya adalah Nani Topeng Losari. Pertama kali saya menyaksikannya di sebuah panggung di lapangan pemda Sleman. Nani merupakan salah satu penampil yang hadir sebagai pembuka acara Festival Asia Tri, bersama penampil-penampil lain dari Spanyol, Jepang, Malaysia, Indonesia

descriptio...
courtesy of Google

Kehadirannya langsung menyirap saya sebagai penonton.  Ia  menari dengan gagah. Menghentak.  Meliuk.  Berkendali atas setiap inci tubuhnya. Tak ada gerakan sia-sia. Berkuasa atas panggung. Bahkan saat ia diam, tak bergerak.


Keesokan hari, di suatu siang yang sejuk di Omah Petruk Karang Klethak, saya diperkenalkan oleh seorang sahabat kepada Nani, yang kemudian saya sapa dengan Mbak Nani. Betapa berbedanya ! Seluruh kegagahan di atas panggung luruh, digantikan oleh kehalusan, keramahan dan kelemahlembutan. Saya menyaksikannya berbagi dengan para penari-penari  muda. Bercerita tentang ritual tirakatan yang harus dilakukan sebelum menari. Berkisah tentang berbagai  topeng, yang sudah diwariskan selama 7 generasi dan tak boleh dipakai menari oleh sembarang orang.


Saya pun ikut mencoba salah 1 topeng yang ia bawa.  Topeng berwarna merah dengan garis yang membentuk celah pada bagian mata topeng tersebut.  Dan saya terkejut.  Saya nyaris tidak bisa melihat apa-apa ! Saat topeng tersebut dipakai, celah tersebut rupanya terletak pada bagian pipi, sehingga mata harus saya arahkan ke bawah untuk dapat melihat, itu pun dengan ruang pandang yang amat terbatas. Bagaimana mungkin seseorang menguasai panggung dengan jarak pandang hanya sejengkal saja dari matanya ? “Ia menari sambil merem bahkan saat topengnya belum dipakai”,  kata sahabat saya.  Ah, masak sih


Malam harinya, sekali lagi saya menyaksikan penampilan Nani.  Kali ini dalam jarak yang lebih dekat dan melihatnya  secara lebih intens. Tari Klana Bandopati. Kembali terpesona oleh gerakan-gerakan yang terasa hidup.  Terasa berjiwa. Dan sungguh, Nani menari dengan mata terpejam !  Kadang-kadang saja saya lihat ia membuka matanya, itupun hanya sekejap. 


Nani pun menari dan menari dengan intensitas energi penuh. Diiringi suara musik gamelan dan ‘klik..klik...klik..’ dari para fotografer. Berbeda dengan pendapat para juri acara pertunjukan-pertunjukan di televisi yang selalu berceloteh tentang pentingnya ekspresi bagi seorang penari, wajahnya datar saja. Tidak ada emosi apa pun yang terlihat di sana. 


Mbak Nani (kedua dari kiri)
 “Kalau di tari topeng, emosi itu ditampilkan di gerakan tubuh. Tapi tidak di wajah,” ujarnya seusai menari. Saya pun mendengarkannya berkisah tentang tari. Bukan tentang aspek gerak, langkah, musik, atau aspek-aspek teknis lainnya, namun tentang energi. Bagaimana ia lebih senang menari di area yang dikelilingi pohon seperti di Omah Petruk. Bagaimana ia memperoleh asupan energi yang juga lebih kuat saat menari lebih dekat dengan penonton.


“Kalau dalam tari topeng, ada 3 pusat energi yang harus diolah. Di sini...di sini...dan di sini..” katanya sambil menunjuk kening, dada dan bawah pusar. “Menunjukkan bahwa kita itu menari untuk Tuhan, untuk tubuh dan untuk bumi.” 


Di tengah-tengah percakapan, dua orang penari Jepang menghampirinya. “You are a very good dancer. Perfect...”



Noor Anani Maska Irman. Ia perempuan yang pernah mendapat penghargaan Satyalancana bidang tari dari Presiden SBY di tahun 2011. Penerima anugerah penghargaan sebagai penari muda terbaik dari Presiden Megawati di tahun 2004. Ia pernah menari di 16 negara.

Ia keturunan ke-7 pewaris seni topeng Losari. Cucu dari Mimi Dewi, yang bersama adiknya Mimi Sawitri sering disebut sebagai para Maestro Topeng Losari. 


Ia perempuan yang berjuang agar seni tradisi yang ia cintai dan yakini mengandung banyak nilai-nilai luhur tetap dapat bertahan di pusaran zaman yang berlabel modern ini. 

Ia pribadi yang mengesankan, yang dengan rendah hati berkata ingin belajar pada sahabat saya, yang bukanlah seorang penari. Yang juga terbuka untuk berbagi dengan siapa saja.


 “Saya menari untuk tubuhku dan Tuhan. Tak peduli penonton sedikit atau banyak, suka atau tidak, saya harus menari dengan energi dan penjiwaan sepenuhnya.”


Passion of a dancer.





*Ah, mampukah saya berkata seperti itu tentang pekerjaan saya ?*


Omahkebon, 
9 Oktober, 2014

Comments

  1. makasih info nya guys sangat berguna



    Jasa sadap handphone. berbagai fitur dan berbagai tipe HP.

    Bisa untuk HP :

    - IPHONE.
    - ANDROID.
    - NOKIA.
    - BLACKBERRY.
    - WINDOWS PHONE & MOBILE
    - SYMBIAN (tidak tersedia)

    (Sadap data komunikasi)


    - SADAP PANGGILAN SUARA
    - SADAP SMS & MMS
    - SADAP FOTO/ VIDEO
    - SADAP EMAIL
    - SADAP SUARA SEKITAR
    - SADAP CHAT FACEBOOK
    - SADAP WHATSAPP, LINE, TELEGRAM, SKYPE
    - SADAP BBM (BLACKBERRY MESSENGER) (tidak tersedia)
    - SADAP LOKASI

    Kunjungi: PENYADAP.COM
    .
    .
    .
    .
    .
    .
    .

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Negara Ababil, Negara Krisis Identitas -2

Berpuasa, Menjinakkan Otak Reptil

Menyoal Pertimbangan Moral - 1