Posts

Showing posts from October, 2014

Ayo, Ngomong Dong !

Tanggal 20 Oktober 2014, atas nama ‘menjadi bagian dari saksi sejarah’, saya dan beberapa kawan turut serta memeriahkan hiruk pikuk pesta rakyat saat Presiden baru, Joko Widodo dilantik.  Bersama dengan, konon, 30 ribu manusia, sejak sore jam 5 saya sudah menanti untuk melihat presiden teranyar ini di lapangan Monas.  Berhubung perayaan ini akan dimeriahkan oleh pergelaran musik, maka kehadiran para remaja tanggung pun tak terhindarkan. Sebagian dari mereka tampil dengan gaya yang se-alay-alaynya. Rambut pirang yang sama sekali tak cocok untuk kulit hangus mereka, celana jeans sobek-sobek selutut. Mereka membawa bendera bergambar logo group band kesayangan.  Bendera itu dikibar-kibarkan dan menghalangi pemandangan pengunjung lain ke arah panggung. Sempat para pengunjung menyuarakan : “Benderanya.... hooooiii..... benderaaaa...!” MC acara juga berulang kali meminta pengunjung yang membawa bendera untuk tidak mengibar-ngibarkannya. Tiang bendera pun sempat diturunkan.

Bali Yang Semakin Muda

Sebagaimana TPU atau Turis Pada Umumnya, Bali merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang merupakan favorit saya. What’s not to like about Bali ? Segala macam fasilitas dan kondisi untuk bersenang-senang ada di sana. Mau melihat keramaian, banyak. Mau sesunyi pertapa juga ada. Alamnya bagus, budayanya kuat, orangnya ramah-ramah, cafenya lucu-lucu. Tempat yang tak pernah bikin pusing untuk urusan oleh-oleh. Daster, baju barong, sarung Bali, pia, kacang asin nan klasik,   tak pernah gagal untuk menyenangkan hati orang-orang tersayang.     Dibandingkan dengan tempat lain yang pernah saya kunjungi di Indonesia, interaksi saya dengan Bali terasa lebih banyak. Pertama kali menginjakkan kaki di Bali di tahun 1995. Sudah kerja. Sudah bisa membiayai sendiri kegiatan yang namanya : liburan. Sejak memegang sertifikat sebagai penyelam di akhir tahun 2005, praktis hampir setiap tahun saya ke Bali. Baik karena memang sengaja datang untuk secelup-dua celup penyelaman, atau transi

9 Juli 2014

Image
Saya ingat...  Pagi-pagi sudah memantengi media sosial untuk melihat update status dan foto-foto mainstream di hari itu. Foto kelingking yang sudah diungukan. Foto di depan TPS. Foto teman yang sekeluarga janjian menggunakan baju kotak-kotak ke TPS. Foto ngopi-ngopi cantik di berbagai gerai yang menyediakan minuman gratis atau berdiskon. Saya juga ingat... Menjelang jam 11, mengenakan baju putih, pergi ke TPS yang mulai sepi. Hanya 5 menit menunggu, langsung diarahkan untuk masuk ke bilik yang sudah jauh lebih baik dibanding bilik kekecilan pada Pemilu 5 tahun lalu. Berdoa sejenak, lalu memilih dengan mantap. Ber-selfie bersama kakak saya  Merasakan kemeriahan penghitungan suara di TPS 29, kelurahan Tanah Tinggi. Petugas yang membuka kertas suara dan membaca , “Nomer satu !  Bapak Prabowo Subianto.... Nomer dua ! Bapak Joko Widodo....” dan kemudian dikorting menjadi, “Nomer satu ! Bapak Prabowo ! .... Nomer dua ! Bapak Jokowi ! “ Protes warga menjelang kertas ke

Passion of A Dancer , Nani Topeng Losari

Image
Bagaimana menggambarkan penari yang memesona, dalam 3 kata ? Jawaban saya adalah Nani Topeng Losari. Pertama kali saya menyaksikannya di sebuah panggung di lapangan pemda Sleman. Nani merupakan salah satu penampil yang hadir sebagai pembuka acara Festival Asia Tri, bersama penampil-penampil lain dari Spanyol, Jepang, Malaysia, Indonesia courtesy of Google Kehadirannya langsung menyirap saya sebagai penonton.   Ia   menari dengan gagah. Menghentak.   Meliuk.   Berkendali atas setiap inci tubuhnya. Tak ada gerakan sia-sia. Berkuasa atas panggung. Bahkan saat ia diam, tak bergerak. Keesokan hari, di suatu siang yang sejuk di Omah Petruk Karang Klethak, saya diperkenalkan oleh seorang sahabat kepada Nani, yang kemudian saya sapa dengan Mbak Nani. Betapa berbedanya ! Seluruh kegagahan di atas panggung luruh, digantikan oleh kehalusan, keramahan dan kelemahlembutan. Saya menyaksikannya berbagi dengan para penari-penari   muda. Bercerita tentang ritual tirakatan yang